-__- Lonceng Kematian -__-
LONCENG KEMATIAN
Pada suatu hari, di sebuah kota yang sangat dingin. Kota yang selalu dilanda oleh musim dingin yang bisa mencapai sampai minus 50 derajat celcius. Terdapat sebuah rumah kosong yang sudah rusak dan tertimbun oleh salju, tidak jauh dari rumah itu terdapat sebuah tugu ber lonceng, namun keadaannya sangat memprihatinkan. Lonceng itu sudah tidak pernah dibunyikan lagi, karena saat lonceng itu berbunyi banyak sekali orang-orang yang meninggal mendadak, tanpa sebab. Konon lonceng itu adalah lonceng kutukan, siapa pun yang mendengar lonceng tersebut, mereka akan mati.
Sudah 40 tahun lonceng itu dibangun, namun sampai sekarang tidak pernah ada yang membunyikan lonceng itu. Jika waktu telah menjelang malam, tak ada seorang pun yang ingin keluar rumah. Jika ada yang keluar rumah saat malam hari, mereka akan melihat sesuatu yang di dapat dilihat oleh manusia biasa.
Malam hari yang sunyi, sangat sunyi. Orang-orang berdiam diri di dalam rumah mereka masing-masing. Di sebuah kamar yang kecil, terdapat tiga orang gadis yang sedang bergurau, mereka bercerita tentang “LONCENG KEMATIAN” itu.
“Hei Risa, bagaimana cerita selanjutnya?” Tanya seorang gadis berambut panjang. “ tunggu Riri, aku akan menceritakannya” jawab Risa, “Bersabarlah Riri” kata salah satu temannya, “ baik aku akan bersabar Nisa” jawab Riri
Akhirnya Risa menceritakan tentang “LONCENG KEMATIAN” itu. Teman-temannya merasa ke takutan, dan mereka menginap dirumah Risa . Mereka bertiga merasa sesuatu yang aneh di dalam kamar Risa, mereka merasakan ada aura yang tidak enak, mereka akhirnya lekas tidur dan meninggalkan malam yang sunyi dan dingin.
Hari sudah menjelang pagi, teman-teman Risa pulang kerumah mereka masing-masing . “Hati-hati dijalan” kata Risa melambaikan tangan, “ Terima kasih Risa, kami akan berhati-hati” jawab Riri dan Nisa. Selama di perjalanan pulang Riri dan Nisa merasa ada yang aneh, jalan yang mereka lewati sangat sepi, tidak seperti biasanya. Mereka mulai berpikir yang tidak baik, perasaan mereka mulai takut, lalu mereka berdua mempercepat langkah mereka. Tetapi langkah mereka berhenti ketika mereka melewati rumah kosong itu, dan….. tiba-tiba…..
Lonceng itu berbunyi……..
DENGG…..DENGGG…..DENGGGG….!!!!
Mereka kaget, mereka berlari secepat –cepatnya. Namun sesuatu mengejar mereka, seperti sekumpulan serigala yang kelaparan. Mereka tidak tau arah, mereka tetap berlari dan terus berlari. Tetapi serigala tersebut berlari jauh lebih cepat dari mereka. Saat Riri menoleh kebelakang, dia langsung diterkam oleh serigala tersebut, tubuhnya di cabik-cabik, dan kepalanya dimakan oleh serigala itu. Nisa menangis melihat temannya yang mati dengan cara yang tragis. Nisa terus berlari mencari orang untuk menolongnya, tiba-tiba dia melihat seorang gadis kecil berada di depan toko kue, kemudian dia meminta tolong kepada gadis itu.” Tolong aku, kumohon tolonglah aku” kata Nisa panik dengan suara yang terisak, gadis itu hanya terdiam, gadis itu tidak menjawab perkataan Nisa. Nisa memperhatikan gadis itu dari ujung kaki hingga kepala, saat gadis itu menoleh kearah Nisa, Nisa tersentak,,,, ternyata wajah gadis kecil itu sudah dipenuhi oleh luka, seperti luka bakar . Saat Nisa tersentak kaget, tiba-tiba sekumpulan serigala kelaparan itu muncul. Nisa ingin berlari, namun gadis kecil itu menahan tangan Nisa, Nisa berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman gadis kecil itu, Nisa memohon kepada gadis kecil itu untuk melepaskan tangannya. “ Kumohon lepaskan tanganku, aku tidak ingin mati seperti temanku, aku mohon lepaskan tanganku” kata Nisa sambil meronta-ronta , kemudian gadis kecil itu menjawab “ Tetaplah disini, matilah bersamaku” jawab gadis itu sambil tertawa. Nisa terus meronta-ronta, tetapi genggaman gadis kecil itu semakin kuat, tanganya seperti ingin patah.Tiba-tiba sekumpulan serigala itu langsung menerkam mereka berdua. Mereka pun mati dengan cara yang mengenaskan, tubuh mereka sudah tidak jelas bentuknya.
Sungguh malang nasib kedua gadis itu, Risa sangat menyesal menceritakan tentang “LONCENG KEMATIAN” itu kepada kedua sahabatnya. Risa sangat kehilangan sahabatnya yang baru pindah ke kota itu. Saat pemakaman kedua sahabatnya, Risa melihat sesosok gadis kecil melihat ke arahnya dengan tatapan yang tajam. Risa tidak menghiraukannya. Beberapa minggu setelah sahabatnya meninggal.Risa dan keluarganya pindah dari kota itu.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, kota itu sudah tidak dihuni lagi oleh manusia, karena udaranya mencapai minus 13 derajat celcius. Namun sampai saat ini tugu ber lonceng itu masih tetap kokoh, dan tetap menunggu korban yang lainnya. Kota itu hanya dihuni oleh korban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar